Beberapa kelemahan dari sistem pendingin udara adalah:



Ø  Pada putaran kipas yang tinggi akan menghasilkan bunyi yang cukup mengganggu. Bunyi tersebut bisa berasal dari getaran kipas atau turbulensi angin.
Ø  Terjadi penumpukan debu, terutama pada area yang dilewati oleh aliran angin yang cukup kencang. lebih berbahaya lagi jika debu-debu tersebut mengandung unsur logam.
Saat ini tembaga banyak digunakan sebagai penyerap panas dikolaborasikan dengan aluminium sebagai pengurai panas dan heatpipe untuk mengalirkan serta kipas berdiameter besar untuk mereduksi bising. Bentuk dan bahan dasar heatsink bermacam-macam, ada full tembaga, tembaga dilapisi nikel, kombinasi tembaga dan aluminium.

Heatsink dibagi menjadi dua bagian yaitu bagian penyerap panas dan bagian pendinginan, pada bagian penyerapan panas biasanya terbuat dari aluminium atau tembaga. Heatsink dapat berupa tanpa kipas (pasif cooling)atau dengan kipas (active cooling).

Kualitas sebuah heatsink ditentukan oleh beberapa faktor :
Ø  HSA (Heatsink Surface Area) / luas area permukaan heatsink yang akan menghasilkan disipasi panas yang semakin baik.2.Bentuk aerodinamik yang baik dapat mempermudah aliran udara panas agar cepat dikeluarkan melalui sirip-sirip pendingin.
Ø  Transer panas yang baik pada setiap heatsink juga akan mempermudah pelepasan panas dari sumber panas ke bagian sirip-sirip pendingin.
Ø  Permukaan dasar yang halus dapat menyerap panas lebih sempurna, tetapi untuk lebih amannya tetap harus menggunakan thermal pasta agar luas permukaan sentuh juga lebih merata.
Performa sebuah sistem pendingin dinilai dalam satuan °C/W (or K/W) C disini adalaah Celcius dan K adalah Kelvin. Misal sebuah periperal diberikan daya sebesar 20 W, dan peningkatan suhu yang terjadi adalah 10°C, maka tingkat pendinginan sistem tersebut 10°C/20 W atau 0,5°C/W.









Posting Komentar

Back to Top